Minggu, 02 Desember 2007

lepas kendali

Peristiwa tadi pagi ngak pernah terbayangkan sebelumnya. Suasana rumah kacau, ayah yang sudah 3 hari disibukkan oleh sebuah tanki penampung air telah menyita seluruh waktu dan tenaganya yang mulai melemah termakan usia. Aku terkejut ketika bunda membisikkan sesuatu....
" Dek..telpon mas mu, katakan ayah sedang repot, tanyakan padanya apa dia bisa sedikit membantu" tanpa menunggu intruksi lagi ku ambil sebuah Handphone bernama Sony ericsson berwarna hitam yang dihadiahkan ayah untukku awal bulan lalu.
lagu yang berjudul perjalanan milik Ebit.G Ade mengantarkanku sebelum suara khas kakakku terdengar dari seberang sana. Tanpa basa basi aku langsung menyampaikan pesan bunda ketika kakakku mulai menyapa. sebenarnya hal ini sudah kuduga sebelumnya, tapi apa salahnya mencoba. Kakakku akan menanyakan soal permintaanku itu kepada yang istri dan aku hanya bisa bilang " OK!"
tak seberapa lama sebuah pesan darinya ku terima, yang intinya dia tidak bisa memenuhi keinginan bunda atas namaku. kulihat raut kekecewaan dari wajah bunda ketika kusampaikan jawaban kakak kepadanya. Dia langsung bergegas menuju sebuah benda yang apabila tombol-tombolnya ditekan akan menghubungkannya dengan seseorang yang memiliki nomor itu. rupanya Beliau menghubungi kakakku yang lain dan mengutarakan keinginan yang sama kepadanya dan kali ini bunda tidak lagi mengutusku.entah apa yang terjadi dibalik perbincangan di telepon itu tapi yang jelas setelah itu.......
air mata mulai meleleh dari ujung matanya. Aku panik, tapi tak bisa melakukan apapun ketika dia mencurahkan rasa kecewanya kepada anak-anaknya dan dia merasa tak ada anak-anaknya yang peka atas apa yang terjadi pada orang tuanya. dan tak tertahan air matakupun ikut mencair dan merasa aku menjadi salah satu penyebab dari kekecewaannya.
ingin rasanya mengobati luka hatinya, dan mencoba membuatnya tersenyum kembali dengan menghubungi kakakku yang terakhir dihubungi Bunda.tapi apa yang terjadi? semua jadi lepas kendali. aku berniat membuat nama kakakku tak buruk dihadapan orang tua dengan sekali lagi meminta suaminya untuk datang dan membantu Ayah agar bunda tau bahwa apa yang dipikirkannya salah. Tapi apa yang aku terima, kakakku justru menyalahkan Bunda dan menganggap Bunda tak ikhas membantunya selama ini. ribuan umpatan ku dengar, kuhanya mampu menahan nafas dan kehilangan kata.
Salahkah aku??? dan aku semakin yakin akulah yang bersalah ketika kakakku kembali menghubungiku dan mengatakan bahwa suaminya akan datang dan membawa seseorang yang bisa membantu ayah. Demi Tuhan bukan itu maksudku dan bukan itu pula maksud Bunda. sekuat tenaga aku menahan airmata yang terus mengalir diujung mataku dan berusaha agar bunda tak pernah tahu apa yang kakakku katakan padaku, karena hal itu hanya akan membuat Bunda makin terluka hatinya.
aku hanya bisa terdiam saat itu. ingin sekali mengatakan pada kakakku bahwa apa yang dia pikirkan itu salah dan dia salah faham atas apa yang aku katakan. aku hanya ingin membuat suasana hati Bunda membaik......tapi siapa sangka justru apa yang aku katakan membuat kakakku berfikir yang ngak-ngak kepada Bunda.
Kak....Bunda...maafkan atas kebodohanku ini, sungguh ini diluar kuasaku, aku tak pernah menyangka niat baik ini justru membuat hati salah satu dari kalian terluka. sekali lagi aku mohon maaf.dan biarlah rasa bersalah ini sebagai hukuman atas apa yang telah terjadi dihari ini.......