Senin, 29 September 2008

Berpisah.....

malam ini, merupakan malam terakhir kaum muslim untuk merasakan indahnya malam ramadhan, meski masjid sudah tak seramai ketika Ramadhan datang namun tak mengurangi rasa haru akan kehilangan malam-malam penuh berkah di bulan Ramadhan. Meskipun aku belum maksimal memanfaatkan bulan Ramadhan namun rasa sedih harus berpisah engan ramadhan cukup menyentuh hati.

bukannya sok melankolis, tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti? masih bisakah aku bertemu dengan Ramadhan tahun depan. aku hanya ingin menjadi manusia yang lebih baik dengan masuknya bulan Syawal nanti, berjuta harapan membentang, semoga tahun dapan aku bisa menjadi manusia yang sempurna dalam menjalani hidup dan lebih baik ibadahnya. Kalau kebanyakan dari kita memanfaatkan Tahun Baru Masehi sebagai tolak ukur perubahan. maka kini aku akan membuatnya berbeda. aku ingin tahun depan aku tidak seperti ini .

Dengan mengharapkan restu dan izin Allah, aku ingin tahun depan aku sudah tidak sendirian menjalaninya, berharap ada imam yang siap membimbingku kejalan yang baik. aku juga berharap dengan melewati tahun ini aku bisa menjadi seperti yang aku inginkan, menwujudkan cita-cita sebagai seorang DJ Radio atau Reporter TV, sehingga makna hidup dapat aku rasakan dengan rasa syukur yang khusuk.

Dipenghujung ramadhan aku berdoa
berharap kefitrian akan menyapu segala dosa
Dipenghujung ramadhan aku menangis
Berharap tahun depan aku tertemu dengannya kembali......


Rata Penuh

Kamis, 25 September 2008

Kunjungan.....

Rabu 24 Sept 2008.......

Hari ini dari CMC Broadcasting aku ada jadwal untuk berkunjung ke RRI Jakarta. Tepat jam 17.30 aku sudah sampai di gedung yang berhadapan dengan Monas, sebuah tugu kebanggaan bangsa Indonesia yang berlapis emas. ini adalah pertama kalinya aku berkunjung ke Radio Milik pemerintah, Kesan pertama adalah Gedung tua yang sedang dalam renovasi, memasuki lobby...yah...untuk takaran gedung pemerintah, Lobby RRI cukup nyaman dan rapi.

tak perlu menunggu lama untuk berkumpul dengan anak-anak CMC yang jumlah hanya 4 orang itu. Setelah buka puasa ala kadarnya, tepat jam 18.30 kami memutuskan untuk masuk dan memulai kunjungan kami. Kunjungan ini bukan hanya sekedar kunjungan biasa, tapi karena kami memang di jadwalkan untuk mengenal ruangan Studio Radio secara langsung. Kami langsung menuju lantai 4 gedung itu. berbeda 90 derajat dengan tampilan Lobby gedung ini, Lobby lantai 4 amat sangat kumuh, hanya berbentuk lorong dengan meja resepsionis yang bagian papannya sudah terkelupas. yah tak heran kalau keadaannya begini, namanya juga milik pemerintah.......

Karena yang masuk kelas siaran hanya aku, maka aku seperti les Privat sama pak Musbar, dia mengajariku bagaimana membaca berita yang baik dengan ALA RRI tentunya, bukan ala M2 radio atau Iradio. Titik, koma, intonasi, speedread semua benar-benar diatur membuat aku harus take beberapa kali. untungnya cuma sendiri, jadipak Musbar hanya konsen padaku dan sangat detail menilaiku. ya walaupun hasilnya belum maksimal paling tidak aku sudah menemukan kuncinya tinggal latihan dan latihan " Jam Terbang Menentukan Kualitas" yah mudah-mudahan selanjutnya aku bisa lebih baik.

Jam 8 kondisiku menurun dan produksi suaraku tak lagi bisa dipaksakan, walhasil pelajaran disudahi. Pak Musbar langsung pulang, dan karena masih jam 8 akhirnya aku bergabung dengan ke3 temen cowokku yang sedang belajar mengenai peralatan dan pengoperasian mesin operator radio. Untung instrukturnya Pak Tony, orangnya asik banget dia menjelaskan dengan detail bagaimana siaran langsung, siaran tunda, bagaimana mesin operator bekerja secara otomatis, kendala dan cara mengatasinya.

Ngomong2 soal studionya sungguh jauh dari bayanganku. berbeda sekali dengan yang pernah kulihat di Iradio yang jauh lebih canggih dan modelnya lebih cantik, sedangkan yang kulihat di RRI peralatannya mirip seperti mesin operator pabrik, ya mungkin saja secara kualitas mesinnya bagus karena memang di desain khusus untuk radio pemerintah yang di import langsung dari jerman. dan kalau untuk Radio lain jujur aku belum tahu dari mana.

"ada keinginan untuk bergabung dengan RRI ?" kalau saja ada pertanyaan itu, kalau di indonesia ini sudah tidak ada lagi radio yang mau menerimaku, mungkin pilihan terakhir adalah disana. tapi itu sama sekali bukan impian. Selain bukan gayaku, RRI adalah Radio yang kaku coba aja dengar siarannya, paling-paling kalau lagi butuh aja kita mau mendengarkan RRI ya ngak.

Tapi apapun, bagaimanapun RRI merupakan kebanggaan Indonesiakan, dan aku sangat berterimakasih diberi kesempatan untuk mengenal dan belajar disana. aku percaya ini sangat bermanfaat bagiku dan bagi masa depanku. semoga RRI terus berjaya di Udara!!!!

Karena pak Tony sangat menyenangkan walhasil kami tidak sadar bawa jam sudah menunjukkan pukul 21.30 malam. dan kami menyudahi kunjungan pada hari ini dengan membawa bekal ilmu yang baru..............

Selasa, 23 September 2008

PANAS!!!!!!

Diruangan berukuran 3x4m inilah biasanya aku menghabiskan tenaga dan pikiranku untuk bekerja, dibawah nama besar PT Niaga Mitra Tritama aku mencoba memberikan yang terbaik. Terik matahari yang langsung masuk dari celah jendela begitu menyilaukan mata, udara terasa Panas menyengat kulit, temperatur AC yang sudah kustell ke angka 18 derajat sama sekali tidak menyejukkan ruangan ini.

4 hari sudah cuaca seperti ini melanda daerah Jabodetabek, ugh sungguh menyiksa. terlebih ini bulan puasa jadinya terasa berat menjalankannya. inikah dampak dari Global Warnming, mungkinkan lapisan ozon benar-benar tak berdaya menangkal panas matahari? dari beberapa perbicangan yang aku dengar baik dari obrolan orang dijalan sampai topik di Radio dan televisi mengatakan dampak GW mulai terasa, tapi anehnya ini hanya seperti wacana yang sekedar menarik tapi mereka tidak melihat kepada diri mereka sendiri apakah sudah melakukan sesuatu untuk menghambat terjadinya GW.

Masih banyak gedung bertingkat dibangun, Masih membanjirnya permintaan pasar otomotif, dan masih tergantungnya masyarakat kita pada plastik. Kenapa kita tidak mengikuti negara Arab saudi yang membangun gedung tanya menggunakan kaca yang terlalu banyak, mengapa kita tidak mengurangi kendaraan bermotor dijalan dan berusaha menggantinya dengan naik kendaraan umum atau kalau memungkinkan ikut comunitas Bike To Work. Mengapa tas keranjang tidak mampu mengantikan plastik di pasar. andai saja setiap orang mau memilih satu saja dari cara penanggulangan ini, tidak mustahil kita mampu menyelamatkan bumi ini dari dasyatnya serangan ultraviolet matahari.

Setiap orang hanya mampu mengeluh tanpa berusaha menjadi motivator untuk mengajak lebih banyak orang untuk tersadar. hindarkan plastik dari lingkungan kita, kurangi emisi gas dengan hanya naik kendaraan umum, toh sekarang banyak bis yang menggunakan AC dan tarif yang masih bisa diperhitungkan.

kebayangkan betapa nikmatnya tinggal dibumi yang hijau dan berhawa sejuk tanpa harus menggunakan AC....dan tidak ada lagi yang mengeluh " Aduuuuuhhhhh Panassssss Yaaaaaaa!!!!"

Jumat, 19 September 2008

Wajah Mereka

Dihari ke empat kebersamaanku dengan anak-anak CMC aku udah mulai bisa mengikuti keseharian mereka. Anak 97 blajar reportase di luar kelas dan angkatan 98 blajar nemulis naskah, tapi sumpah blajarnya ngak enak banget, bikin ngantuk dan bosen, maklum instrukturnya udah berusia senja ( seumuran sama Ayah) jadi yah se tangkep-tangkepnya deh mau ngerti-ngak ngerti masa bodo. untungnya masalah struktur penulisan udah aku pelajari sejak SMP jadi yah ngerti ngerti aja, tapi yang kasian anak Teknik, diam-diam aku melirik mereka waktu belajar dan ekpresi mereka lucu-lucu, Iqbal mengerutkan keningnya berusaha mengerti apa yang disampaikan pak Dosen,tapi kayaknya gagal tuh!!!. terus si Vincent (Eh....Edi deng!!) dengan wajah polosnya jujur keliatah banget muka begonya, en yang kasihan banget si Nur (kipli) dia ngantuk banget dan untuk bertahan dia mengurut-ngurut keningnya biar ngak tidur beneran. kayaknya yang seger Gw doang deh....tapi untung si Bapak dosen ada keperluan diluar, jadi jam blajarnya cuma sampai jam 8. dan legalah ketiga sahabatku ini.

Selesai kelas, anak 97 juga buru selesai reportase, mereka langsung naik untuk liat hasilnya. setelah ngobrol sama Nur, Iqbal en Edi akhirnya kita ber4 ikut ke atas. wah anak siaran angkatan 97 kayaknya udah fasih banget jadi reporter salut banget buat mereka, kayaknya udah layak pakai banget. hanya saja beberapa kameramennya aja yang masih agak miring-miring ngambil gambarnya. ya walaupun dibahas sambil bercanda tapi aku yakin mereka bisa menilai apa kekurangan dan kelebihan mereka dan tinggal bagaimana mereka mengolahnya menjadi lebih baik esok hari.

Pulangnya, pas lagi ngumpul di bawah, Jeky secara resmi memperkenalkan aku ke temen-temen angkatan 97 dan seperti yang bisa aku baca mereka welcome banget ke aku. pulangnya pun aku ikut bareng mobilnya hany, sama Jeky en bang Rony ( Bpk MPR RI ). bang rony baru pulang dari dines di Padang, dan sebagai provokator, berhasillah Jeky memojokkan bang rony untuk nraktir makan malem. walhasil di daerah cawang kita makan dulu. Seneng deh gw bisa merasa begitu nyaman berada di lingkungan baru, Hany juga waktu cerita-cerita sama sekali ngak mengaggap aku orang lain. pokoknya Asik banget deh.

Aku semakin yakin bahwa aku sudah menemukan jalan hidupku, aku sudah menemukan warnaku, udah menemukan Duniaku dan ini ngak akan aku biarkan begitu saja, aku harus berhasil disini. dan biarkan hanya aku dan TUHAN yang tahu apa yang ada didalam hatiku. tentang perasaanku kepada seseorang yang ada disana, mudah-mudahan dia bisa menjadi semangat tambahan buat aku mengejar cita-citakutanpa harus terpublikasikan

karena satu hal yang aku percaya akan terjadi ...
" CINTA AKAN MENEMUKAN JALANNYA SENDIRI...."

Kamis, 18 September 2008

keluarga baru

bergabung dengan CMC begitu menyenangkan, semua penghuninya begitu welcome. termasuk senior/anak-anak angkatan 97 yang sama sekali tidak melihat anak baru (angkatan 98) sebagai makluk pendatang baru. dengan ramah mereka langsung menganggap kami sebagai keluarga. Pertama kali aku masuk loby untuk pertama kalinya diantara mereka, yang kutemui adalah seorang wanita bertubuh gempal namun energik, rame en supel. namanya jeky, cewek batak yang satu ini bener-bener bisa jadi pembawa suasana, pokoknya cocok banget kalo nantinya dia bakal jadi penyiar yang handal seperti Tika Panggabean yang nota bene satu marga dengan si Jeky.

sejak pertama kali ketemu dia udahbanyak cerita yang aku dapat dari dia, yang kedua dari angkatan 97 yang ku tahu seorang cowok berkacamata, dan kesan pertama yang ku tangkap adalah " secara sikap cowok yang bernama irfan ini mirip aryono haripuro" tapi ngak tahu ya aslinya gimana! ya walaupun kesan pertama gara-gara hampir tabrakan di pintu waktu mau solat, tapi kesan ramah membuat aku nyaman ketemu dia.

dihari ketiga kedatanganku di CMC aku lantas kenal dengan seorang cewek dari angkatan 97 juga, namanya Nur anak perumnas 2 bekasi, dia juga ngak menjaga jarak meskipun dia seniorku "di CMC lho, cos dia 2 tahun lebih muda dariku " sama ramahnya dengan Jeky dan Irvan, apalagi dia juga mau berbagi takjil pas buka puasa kemaren. " Nur Thank ya kuenya ".

Kelasku hanya dihuni 4 orang manusia, 3 cowok en 1 cewek(gw) en 3 teknik dan 1 siaran (gw lg), berhubung aku satu-sartunya cewek dan satu-satunya anak siaran jujur suasana kelas kurang rame. ke3 cowok itu semuanya kalem-kalem dan lembut-lembut, ngak ada yang bisa bersorak-sorai, walhasil kelas seringan basi dari pada enjoynya. kontras banget sama anak angkatan 97 yang banyak dan rame abis, pas pulang dan aku baru keluar kelas, didepan lobby anak 97 lg diskusi masalah picture mereka. wih rame banget ngak cowok-ngak cewek semuanya rame dan jumlahnya lebih dari 10 orang jadinya keliatan banget kelas mereka hidup.

pulangnya aku bareng jeky karena memang arah pulang kami sama, dibis aku ngak nyangka dia bisa open gitu sama aku, dan jadi tanggung jawabku untuk menjaga kepercayaan dia dan mudah-mudahan aku sama dia bisa menjalin persahabatan.

inilah keluarga baruku "CMC"................

Selasa, 16 September 2008

Mahalnya Nonton TV di Amerika

Hai sobat....suatu yang sangat mengcengangkan, bayangkan dinegara adikuasa yang memiliki nilai mata uang tertinggi ke dua didunia ini untuk sekedar menonton TV harus mengeluarkan minimal $8. makanya tak heran kalau yang memiliki televisi disana hanya kalangan tertentu saja. dan hanya ada 3 golongan yang biasa menonton televisi, yaitu kalangan orang-orang kaya, kalangan politikus dan kalangan orang yang membutuhkan informasi dari televisi.

Aneh ya...kita fikir di Indonesia televisi merupakan sebuah kebutuhan, tapi ternyata bukan...justru orang-orang amerikalah yang paling membutuhkan televisi. maka dari itu yang namanya program telavisi di sana lebih bermutu dan memang orang butuhkan. layaknya internet di Indonesia, televisi disana berfungsi sama, informasi apa yang kita butuhkan tinggal cari chanelnya dan dapat Informasinya.

bandingkan yang ada di Indonesia, Prograam televisi lebih banyak berisi hal-hal yang ngak penting dan hanya berorientasi pada yang dinamakan RATING DAN SHARE jadinya makin lama cara yang ada di Indonesia monoton dan akhirnya membuat bosan para penontonnya karena disuguhi program yang itu-itu saja. mengesampingkan nilai, mutu dan tanggung jawab moral. ya akhibatnya masyarakat yang menjadi korban, mereka menjadi konsumtif dan lebih banyak menghayal dan terbuai sehingga lupa ada tanggung jawab yang harus dilakukannya.

Kapan ya Indonesia bisa seperti Amerika, yang pandai memanfaatkan teknologi. learning and doing from television. nah tugas gw juga nih sebagai calon seorang broadcaster, pilihanya hanya ada 2, Inetelejensia or Rating and Share, mau belajar dari amerika apa diam mengikuti apa adanya negara kita??????

Nah met Mikir ya.... terutama untuk anak-anak CMC
SUKSES 4 ALL


New Live

Sejak kemarin aku seperti memulai kehidupan baru. selama proyek sitac yang disamarinda belum selesai maka, aku ditugaskan untuk menggantikan posisi mas yudi di kantornya, tidak semewah kantor-kantor dibilangan Thamrin, Sudirman atau kuningan. tapi menurutku yang biasanya menyelesaikan segala jenis pekerjaan dirumah dan kini berada diam disebuah meja dilingkungan orang-orang berseragam , aku merasakan suasana yang berbeda. ya jujur aja browsing internet gratis menjadi salah satu nilai plus yang membuat aku betah disini.

Dari sesas desus yang aku dengar, kantor yang selama ini menjadi tempat kerjaku akan mengadakan penggabungan ruang kantor dengan kantor yang sekarang aku tempati. ya bagus lah jadi ada suasana baru yang mendukung keoptimalan dalam bekerja. dan jadinya Ayah dan Ibuku tidak selalu protes setiap kali anaknya diam dirumah tanpa tahu bahwa keberadaanku dirumah juga untuk bekerja.

satu lagi yang membuat hidupku terasa berubah, aku merasa telah melangkah dijalan yang aku inginkan, jalan yang akan mengantarkanku menuju impianku. Mulai kemaren sampai 3bulan kedepan aku akan mengikuti pendidikan Broadcasting, kini duniaku terasa terbuka dan aku tahu apa yang harus aku lakukan dan kemana aku akan melangkah.

menjadi seorang yang terjun didunia yang menyenangkan dan menyenangkan orang lain, menjadi orang yang diperlukan orang lain karena dianggap tahu akan segala sesuatu, seperti halnya Mbak Antrie Suryanto atau Aryono Hadipuro. ya walaupun aku tak akan bisa menyamai mereka tapi paling tidak berusaha untuk sukses seperti mereka telah aku lakukan. aku membayangkan disuatu hari nanti, aku bisa bergabung dengan mbak antrie dan berkreatifitas bersama. alangkah indahnya dikenal banyak orang tanpa harus merubah sesuatu yang ada pada diriku sekarang. karena orang hanya kan mengenalku sebagai orang yang menyenangkan dari balik layar....

My Dream Came true.......