Selasa, 19 Agustus 2008

Perjalanan I

Sabtu16 Agustus 2008......

Pagi itu sekitar jam 5, tidak seperti biasa Bunda membangunkanku. Rasa khawatir langsung menghantui perasaanku karena biasanya kalau Bunda membangunkanku berarti aku terlambat bangun dan aku siap-siap untuk mendapatkan sarapan pagi yang sangat tidak menyenangkan. Tapi darahku langsung mengalir lembut ketika Bunda malah tersenyum padaku dan menawarkanku sesuatu. Bunda dan Ayah mendadak ingin pulang ke semarang, tanpa ragu langsung aku terima tawaran itu, setelah semalam aku merasa sangat bosan karena liburan panjang ini akan aku lewatkan dengan berdiam diri dirumah cos temen-temen sibuk meramaikan 17-an.

Setelah melakukan persiapan secukupnya, Tepat jam 10 pagi aku,Bunda,Ayah dan keponakanku tersayang Adiba berangkat dari rumah. Awalnya aku sedikit ragu ketika aku akan mengutarakan keinginanku untuk berkunjung ke sebuah desa yang selalu hadir di mimpi-mimpiku, Desa dimana aku menghabiskan masa kecilku yaitu Desa Karangjati-Ungaran. setelah acara di Weleri (kampung ayah dan Bunda) selesai tentunya. Alangkah senangnya aku ketika Ayah mengabulkan permintaanku dan akupun semakin bersemangat .

Perjalanan panjang ini semakan melelahkan, Liburan panjang kali ini rupanya menjadi moment yang tepat untuk pulang kampung. bukan hanya sekedar pulang kampung biasa, karena ini adalah liburan panjang terakhir jelang bulan puasa. Seperti kebiasaan masyarakat Indonesia yang membudayakan Nyekar sebelum puasa tiba, hal ini membuat jalanan menuju tengah dan timur pulau Jawa ini padat dan macet.

Seharusnya perjalanan ini hanya kami tempuh dalam waktu kurang dari 9 jam,tapi ternyata harus kami tempuh dalam waktu lebih dari 10 jam. Jam 9 malam kami baru sampai di Weleri. Sebelum kami kerumah Budhe, kami memutuskan untuk Sholat isya dan makan malam, sudah menjadi kebiasaan kami setiap melakukan perjalanan kemanapun, tidak lengkap rasanya tanpa berwisata kuliner. Dan tentu saja kami sudah punya tujuan, bakmi "pak Kromo". warungnya sangat sederhana dan letaknyapun masuk kedalam gang dan jauh dari jalan raya. setelah memarkirkan mobil di halaman kantor kecamatan, kami langsung masuk kedalam gang, pemandangan pertama adalah pikulan tempat pak kromo memasak mienya yang terletak diluar warung. setelah memesan mei rebus dan sambil menunggu pesanan, sepiring gorengan pun menggoda selera apalagi perut kosong membuatku tak tahan untuk langsung menyantapnya.

Tak lama pesanan kami datang, bagi orang yang pertama kami melihat mie ini pasti tidak menyangka bahwa rasanya selangit, karena kuah mienya yang berwarna hitam pucat dan bisa dibilang tidak menarik. Dan kalau kamu berfikir perlu ditambah saos..Selamat!!! kamu tidak akan menemukan itu karena pak Kromo berusaha mempertahankan cita rasa khas mienya yang natural. So selain dasyat enaknya yang pasti kesehatannya juga terjamin.

Setelah puas menikmati mie, kami langsung menuju rumah kakak perempuan bunda (Budhe)....karena kelelahan aku dan diba memutuskan untuk tidur setelah mandi. Dan bagi para orang tua pastinya mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk bercengkrama.

Minggu 17 Agustus 2008 ..........

Azan subuh membahana...meski kantuk masih setia menggelayuti mataku, aku tetap harus bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Awalnya setelah solat subuh aku mau tidur lagi menikmati udara dingin pedesaan yang sangat menggoda, tapi tawaran Ayah tak sanggup ku tolak, dia mengajak kami untuk ke pantai "sekucing". sebuah pantai yang masih menjadi bagian dari laut Utara pulau jawa ini letaknya 80km dari tempat kami, pantai ini sangat indah dipagi hari, karena berbeda dengan laut yang ada diselatan yang justru indah pada sore hari. dari pantai ini kita dapat melihat matahari terbit.

Dengan semangat setelah solat subuh kami segera berangkat. Tapi sayang, karena acara cukup dadakan, maka kami butuh waktu agak lama untuk bersiap-siap. kami berangkat setengah jam lebih lambat dari rencana awal. Perjalanan menuju pantai sangat mengagumkan sekelilingku kulihat sawah hijau membantang dengan gunung-gunung yang setia menjadi background dari kecantikan ciptaan Tuhan ini. walau sedikit kecewa karena matahari tak bisa menunggu, walhasil kami hanya bisa melihat terbitnya matahari dari balik sawah.

Mengagumkan Ciptaan Tuhan ini, dia menciptakan segalanya dengan sempurna. aku kini merasa sedikit lega ketika matahari masih menampakkan kecantikannya ketika aku sampai disana. dan akupun tak berhenti mengaguminya. Langkah beruntungnya aku masih bisa menikmati ini semua, Merasakan hangatnya sinar mentari, menikmati derusan ombak yang menyisir kepantai, menikmati kedamaian, bebas, lepas, Tenang dan kucoba melepaskan semua beban. kubiarkan kakiku disapa lembutnya ombak dan pasir. kupandangi ujung pantai ini, dan terfikir olehku sebuah jawaban atas sebuah pertanyaan, Mengapa kita harus putus asa sedangkan harapan itu tak pernah berujung. cakrawala yang membentang panjang dihadapanku mengisayaratkan bahwa sesuatu yang nampak seperti akhir bukanlah akhir dari segalanya, setiap akhir adalah awal untuk perjalanan selanjutnya. Jiwaku semakin larut kedalam keindahan pantai ini. Takcukup hanya menikmati, rasa syukurpun ku panjatkan aku merasa Tuhan begitu dekat. malam sebelum perjalanan ini dimulai aku hanya seseorang yang hanya bisa mengeluh, mengapa saat orang bisa melewati liburan panjangnya dengan berbagai acara, aku hanya diam mendengarkan Iradio tanpa tahu apa yang akan aku lakukan besok, saat orang-orang sedang bergembira. Aku yakin Tuhan Maha Mendengar dan hanya karenaNyalah aku berada disini pagi ini, dan mungkin aku lebih bahagia dibandingkan orang-orang,teman-teman dan sahabat-sahabatku yang memang sudah memiliki rencana sebelumnya. dan kini aku hanya diam menikmati kebahagiaan ini dan mengaguminya sebagai anugerah terindah.