Kamis, 09 Oktober 2008

Yang kutahu Cinta itu Indah.......

aku gadis berusia 26 tahun, karirku sebagai desain grafis disebuah perusahaan Advertising terkenal di Indonesia sangat baik, tampangku juga ngak bisa dibilang jelek. Tapi dengan itu semua tidak lantas membuatku mudah menemukan pasangan

Itulah yang membuatku selalu menghindar bila ada pertemuan keluarga, pertanyaan standar mengenai kapan aku akan menikah merupakan mimpi buruk yang selalu menghantuiku setiap kali bertemu dengan keluarga besar baik dari ayahku maupun dari ibuku.

Tapi suatu hari aku tidak dapat menolak undangan adik sepupuku yang sedang melangsungkan pernikahannya. Dia adalah salah satu adik sepupuku yang sudah menikah, sebelumnya sudah banyak adik sepupuk yang telah menikah. Di pesta pernikahan adik sepupu itulah aku bertemu dengan cinta masa laluku. Cinta monyet, cinta anak ingusan, cinta yang tak pernah terungkap dan tak berani mengungkap.

Seorang laki-laki yang umurnya bahkan lebih tua 2 tahun dari kakak sulungku yang berbeda 7 tahun denganku. Semua orang mengakui ketampanannya, bahkan aku yang saat itu masih berusia 10 tahun bisa merasakan ada daya tarik yang begitu laur biasa dalam dirinya terlebih statusnya sebagai mahasiswa fakultas teknik Universitas Diponegoro membuatnya makin membuatku terpesona.

Setelah belasan tahun kami tidak bertemu, di pesta itulah aku bertemu kembali dengannya. meskipun nampak tua namun pesonanya tak pernah berhenti membuat hatiku bergetar, senyumnya, keramahannya dan keakrabannya membuatku tak dapat menguasai perasaanku.

Sampai saat ini, saat usianya sudah hampir mendekat angka 35tahun dia belum juga menikah. menurut saudaraku dia sudah memiliki kekasih tapi hubungannya kurang mendapat respon positif dari keluarganya.

Entah darimana asalnya, tiba-tiba wacana perjodohanku dengan laki-laki itu terlontar dari orang tuaku. batinku berkata pucuk dicinta ulam tiba, tanpa berkata-kata aku mengiyakan perjodohan itu karena bagiku takkan sulit untuk mencintainya lagi. aku semakin berharap ketika aku mendengar kabar bahwa seluruh keluarganya juga menginginkan perjodohan itu.

Seiring waktu, hari berganti,bulan berlalu.....wacana itu seperti menguap begitu saja.tak ada perkembangan berarti. Aku masih terdiam dalam harap, sedikitpun aku tak berfikir untuk melepaskannya dan tetap menunggu dia datang dan segera meminangku.

Suatu hari, aku mendapat kabar darinya, entah bagaimana menggambarkan perasaanku saat itu, yang jelas aku tak percaya, kabar itu adalah kabar pernikahannya. Aku menangis namun harus tetap tersenyum, aku lumpuh tapi harus tetap terus berlari. Seketika Harapanku lepas, musnah dan mati.

Aku Kecewa........
karena Yang kutahu Cinta Itu Indah..........

Tidak ada komentar: